Jalin Pertemanan Dengan CD

Kedaulatan Rakyat, 21 Oktober 2012


Grup band Captain Jack berusaha mengembalikan kejayaan musik Yogyakarta dengan menjual karya secara fisik melalui direct selling. Grup band yang memiliki formasi Momo (vokalis dan gitar), Zuhdil (gitar), Novan (bass dan screaming), Surya Ismeth (synth, keys dan backing vokal), Andi Babon (drum dan perkusi) ini menjual karya dengan bertatap muka langsung kepada pembeli yang notabene adalah teman atau fans mereka (Monster Jackers). Musisi menjual, menandatangani album mereka dan berfoto bersama pembeli. Sedikit berbeda dengan band yang meminta antuan orang lain untuk menjual CD dan merchandise saat mereka tampil. Atau penjualan yang dilakukan gerai makanan cepat saji.

 
Penjualan CD langsung oleh para musisinya ini juga menjadi kampanye bahwa industri musik Indonesia sudah seharusnya dikembalikan lagi dalam bentuk fisik. Dimana dalam satu CD ada banyak karya detail yang sangat diperhatikan, sehingga orang yang membeli tidak menyesal. Bukan menikmati lagu hanya dari 'potongan-potongan' RBT, karena bagi Captain Jack itu berarti tidak menghormati karya. Konsep direct selling ini juga menjadi upaya untuk promo album ke-4 Captain Jack yang rilis 12 Oktober lalu dan dilakukan di beberapa kota.

Penjualan CD langsung oleh para musisinya ini juga menjadi kampanye bahwa industri musik Indonesia sudah seharusnya dikembalikan lagi dalam bentuk fisik. Dimana dalam satu CD ada banyak karya detail yang sangat diperhatikan, sehingga orang yang membeli tidak menyesal. Bukan menikmati lagu hanya dari 'potongan-potongan' RBT, karena bagi Captain Jack itu berarti tidak menghormati karya. Konsep direct selling ini juga menjadi upaya untuk promo album ke-4 Captain Jack yang rilis 12 Oktober lalu dan dilakukan di beberapa kota.

"Langkah ini merupakan konsep lama yang digunakan band-band luar negeri tahun 90-an. Konsep yang hampir dilupakan tapi sebenarnya adalah cara yang paling manusiawi ketika pemilik karya bisa bertemu dengan siapapun pembelinya," jelas Momo kepada KR, belum lama ini.

Diungkapkan, alasan kenapa Captain Jack menggunakan konsep lama dan mengembalikan ke zaman Metallica, Megadeath, dan sebagainya adalah untuk menghormati teman yang membeli karya seni yang telah tercipta.

"Ini lebih dari sekedar membeli CD, foto bersama dan tanda tangan di album CD atau poster. Cara ini adalah langkah kami untuk bisa bertatap muka, sedikit mengobrol dan segala macam. Ini seperti pertemanan, bukan antara band dengan fans. Katakanlah, saya punya barang bagus, kalian bisa mendapatkannya dari saya. Namun, bukan berarti ingin mengeksklusifkan diri, tapi lebih untuk menjalin hubungan yang lebih bagus dengan teman-teman yang ada," ungkapnya.

Dirrect selling dengan kampanye mengembalikan kejayaan industri musik melalui CD juga bisa dilakukan band lainnya. Anggap saja apa yang dilakukan Captain Jack saat ini adalah sebuah inspirasi untuk band lainnya. Mengingat kembalinya kejayaan infustri musik tidak akan berhasil jika hanya dilakukan sendiri.

"Saat ini industri musik Yogya juga jatuh, banyak band yang mengeluarkan album tapi tidak ada tindak lanjut yang jelas. Merek masih mengikuti pola lama dengan menjual di distro. Tidak ada hal baru yang mereka kejar dalam hal promo. Karenanya, jika konsep ini nantinya diadaptasi band lain, kami malah bersyukur. Itu menandakan industri musik Yogya kembali maju," tutur Momo.

Diungkapkan lebih jauh, Captain Jack tidak anti pembajakan dan tidak mendukung pembajakan. Namun yang pasti upload atau download gratis itu sebenarnya sangat perlu. Banyak band baru yang butuh promo dengan cara seperti ini. Jangan tiba-tiba ada beberapa orang yang mengatakan anti pembajakan, tapi mereka tidak paham kalau banyak orang di luar sana yang butuh upload dan download gratis.

"Namun, ketika levelnya berbeda. Ketika sudah punya teman yang berani datang mengantre untuk mendapatkan CD, ya kami sudah tidak bisa menggunakan cara itu. Namun, kami menghormati teman lain yang masih menggunakan cara tersebut," ujarnya.

Ditambahkan Novan, konsep direct selling ini juga berkaitan dengan kampanye berbanggalah memiliki CD original dari band yang disukai. Selain itu, dengan penjualan secara langsung seperti ini, ada kepuasan tersendiri dari para pembeli.


Sedangkan direct selling yang dilakukan oleh Captain Jack selama 3 hari di 3 kota yaitu, Yogyakata, Solo dan Semarang, mampu menjual sekitar 450 keping CD. Belum termasuk permintaan secara online yang mencapai 150 CD lebih. Tidak hanya itu, hari pertama album Captain Jack dirilis bertepatan denan ulang tahun salah satu Monster Jackers. Adapula Monster Jackers yang khusus datang dari Bandung (Bandung Jackers Monsterclaws) dan Jepara (Monster Dissidents Jepara) untuk membeli CD. Selain itu, ada Monster Jackers yang sempat mengalami kecelakaan kecil tetapi ia tetap datang untuk membeli album tersebut.

Para Monster Jackers antre saat direct selling album Captain Jack
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori #4thCJAlb dengan judul Jalin Pertemanan Dengan CD. Jika kamu suka, jangan lupa like dan bagikan keteman-temanmu ya... By : MONSTER TROOPERS YOGYAKARTA
Ditulis oleh: Unknown - Jumat, 26 Oktober 2012

Belum ada komentar untuk "Jalin Pertemanan Dengan CD"

Posting Komentar